DPC PPWI TANAH BUMBU PERIODE 2011-2016 > Dewan Pembina/Penasehat > dr. HM. Zairullah Azhar, MSc / Prof. DR. Arief Amrullah, SH, M.Hum / H. Rahmida, SE / Mahyudi Djinggo - Dewan Pengurus : > Imi Suryaputera (Ketua), Imran AH (Wkl Ketua), Eko Sulaksono (Sekretaris), M. Ilham, Z (Bendahara), Bidang & Biro : > Rudi Hartono (Hukum & Advokasi), Rahman (Sekretariat & Organisasi), Agus Kistiyanto (Pendidikan & Litbang), Dede Armansyah (Usaha & Keuangan), Azhar (Koordinator Humas & Publikasi), M. Noor (Humas & Publikasi)

Penerjemah Bahasa

Jumat, 25 Maret 2011

Media Konvensional Vs Cybermedia

Oleh : Imi Suryaputera (Ketua PPWI DPC Tanah Bumbu)

 foto : ilustrasi
Media konvensional yang telah mendominasi selama berabad-abad tampaknya bakal mengalami kesulitan menghadapi ekspansi cybermedia, bila tak ingin dikatakan terpuruk.
Cybermedia atau yang lebih dikenal dengan berbagai sebutan ; media online, internet.

Media konvensional dalam bentuknya yang terbanyak adalah media cetak ; koran, tabloid, dan majalah, kini perlahan mulai ditinggalkan oleh para pembacanya. News Reader, pembaca atau pengkonsumsi berita perlahan tapi pasti mulai melirik dan beralih ke cybermedia. Hal itu didukung dengan gencarnya produk gadget berupa handphone (ponsel), i-pad, atau tablet yang diproduksi massal oleh berbagai vendor, mengusung berbagai kemudahan yang memungkinkan setiap penggunanya mengakses apapun dari dunia maya, baik berupa tulisan, gambar, suara, atau gabungan dari semuanya (audio visual).
Selain itu karena semakin meningkatnya pengetahuan masyarakat akan Informartika dan Teknologi (IT), semakin menambah kemudahan dan kenyamanan para pengkonsumsi berita untuk berpindah dari media konvensional ke media alternatif, cybermedia.

Media konvensional yang kebanyakan berbahan kertas, mempunyai berbagai kelemahan ; melalui proses yang cukup rumit hingga mencapai proses akhir (finishing) sebelum sampai ke tangan pembacanya. Proses yang dilalui antara lain ; pengumpulan bahan, editing, layout, cetak dan distribusi, memerlukan waktu dalam hitungan jam, yang dalam cybermedia bisa dipangkas dalam hitungan menit.

Selain itu semakin berkurangnya material kertas, disebabkan oleh jarangnya penanaman bahan baku untuk kertas, membuat harga kertas terus merangkak naik, dan ini berimbas kepada meningkatnya harga media cetak. Disamping itu kurang praktisnya untuk mendapatkan berita, mesti membeli ke tempat tertentu. Disamping itu berita yang disajikan media konvensional (media cetak) kalah cepat dari cybermedia.

Pertumbuhan cybermedia dalam format dan bentuknya seperti mini blogging, blog, web dan situs jejaring sosial yang begitu cepat setiap hari, memungkinkan seseorang dapat menjadi pewarta tanpa proses rumit, atau yang lazim disebut citizent journalist.
Dengan memiliki pengetahuan IT setiap orang dapat saja bebas berekspresi dan berkreasi sendiri di dunia maya ; menebar dan menyebar informasi ke publik tanpa dihalangi oleh berbagai aturan untuk memulainya.

Cybermedia, dengan ini setiap orang dapat dengan mudah mengakses bahan-bahan tulisan, audio dan visual dimanapun dan kapanpun, menghemat waktu dan biaya.
Bukan hal mustahil beberapa tahun ke depan media konvensional semakin terpuruk dibawah lapak cybermedia. Dalam hukum alam terbukti bukan yang kuat yang bertahan, tapi yang dapat beradaptasi dan menyesuaikan diri. Bila media konvensional tak dapat beradaptasi dengan teknologi yang terus bergerak cepat, maka akan tinggal riwayat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar